Sunday, May 07, 2006

Lazuardi Fair


SELAMA BULAN MARET hingga April 2006, SMA Lazuardi GIS mengadakan rangkaian kegiatan dan lomba-lomba eksternal dalam rangka Lazuardi Fair 2006/ Lomba yang mendapat perhatian media cetak dan elektronik ini mengusung potensi Pelajar SMP dan SMA sejadebotabek dalam hal kreativitas berkarya dan berekspresi.

Lomba yang diadakan antara lain Kompetisi MiniSoccer (sepakbola) bagi tingkat SMP dan SMA sejadebotabek. Diwasiti tenaga wasit profesional dari PSJS (Persatuan Sepakbola Jakarta Selatan), kompetisi ini menghasilkan SMA Bina Banga Sejahtera sebagai Juara I dan tim sepakbola tuan rumah, SMA Lazuardi GIS, sebagai Runner Up. Sedangkan di tingkat SMP keluar sebagai Juara I SMP Utama, Depok. Selain Kompetisi Soccer, lomba lain yang unik adalah Lomba Cipta Mural dan Graffiti.

Sebagaimana kita semua maklum, populasi bombers (seniman mural & graffiti jalan di kalangan pelajar terutama pelajar SMA cukup tinggi, terutama di Jakarta dsk. Selama ini, image yang tertera pada kening para bombers itu adalah image negatif, karena seni graffiti selalu diidentikkan dengan gaya hidup PostMo yang menentang segala nilai kemapanan modern seperti keluarga, agama, sekolah, karier dan sebagainya. Tetapi sesungguhnya, bila dicermati, graffiti (coretan huruf yang di'stilir' alias diubah bentuknya) itu adalah sebuah bentuk karya seni yang sesungguhny adapat dimanfaatkan sebagai elemen penghias kota, yang dapat menjadikan dinding-dinding Kota Jakarta lebih manusiawi dan sedap dipandang mata. Apalagi bila graffiti tersebut didampingi dengan mural (lukisan dinding) yang digarap dengan keahlian tinggi.

Banyak diantara bombers Sekolah Menengah Jakarta memiliki skill yang tak kalah dengan seniman serupa dari luar negeri. dan justru di sinilah letak persoalannya: tak ada yang menyikapi kemampuan para 'seniman post-mo' ini dengan serius.

Selain image negatif karena keterkaitannya dengan gaya hidup post-mo, para bombers juga mendapat cap tidak enak karena cat yang mereka gunakan adalah cat semprot, yang umumnya mengandung bahan kimia CFC alias aerosol, si perusak ozon nomor satu. Padahal dewasa ini sudah ada cat semprot yang tidak lagi menggunakan CFC sebagai bahan pengembun. Ini juga yang ingin disosialisasikan oleh SMA Lazuardi GIS, yaitu bahwa corat-coret graffiti dan mural dari para bombers itu sebenarnya dapat dijadikan alternatif penghias kota yang juga RAMAH BAGI LINGKUNGAN HIDUP.

Juri Lomba Mural dan Graffiti ini adalah para profesional yang mengerti bidangnya, yang antara lain datang dari ITB, IKJ, serta majalah Tempo. Ketua Dewan Juri, Drs. Gilang Rahadian, Redaktur Desain Grafis Majalah TEMPO, mengatakan bahwa lomba ini unik dan menarik, suatu gagasan yang menarik untuk diangkat lebih luas lagi.

Terpilih sebagai juara untuk SMA adalah SMAN 67 Jakarta, untuk SMP adalah SMPN 226, Jakarta.

Selain kedua lomba tersebut diatas, Lazuardi Fair juga masih mengusung dua lomba lain. Yang telah menjadi tradisi annual (tahunan), yaitu Lomba Kreasi Majalah Dinding serta yang baru, Eksebisi Musik Akustik. Pada lomba majalah dinding tingkat SMA terpilih sebagai Juara I adalah Tim SMAN 34, Jakarta. Juara SMP adalah SMP Utama, Depok, dan Juara II SMP Lazuardi, Cinere.

No comments: